Senin, 18 Juni 2012

Kolostomi


Kolostomi menurut terminologi dapat diartikan sebagai berikut :

  1. Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
  2. Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987)
  3. Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)
Kolostomi sendiri dapat dibedakan dalam beberapa jenis sehingga kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien itu sendiri. Kolostomi dapat dibuat secara permanen ataupun dibuat untuk sementara waktu.

Jenis daripada Kolostomi itu sendiri terbagi menjadi :
  1. Kolostomi Permanen.Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)
  2. Kolostomi temporer / sementara.Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.

pengertian kolostomi,kolostomi,perawatan kolostomi,Blog Keperawatan

Peran perawat dalam perawatan kolostomi itu sendiri mempunyai hal tersendiri.Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.

Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.

Pada pasien dengan pemasangan kolostomi perlu mendapatkan berbagai penjelasan baik itu sebelum maupun setelah tindakan operasi tersebut, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen.

Berbagai hal yang harus dikomunikasikan serta diajarkan pada pasien adalah :
  • Teknik penggantian / pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar.
  • Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma.
  • Waktu penggantian kantong kolostomi.
  • Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien.
  • Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan.
  • Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien.
  • Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi.
  • Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien.
  • Berbagi hal / keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika pasien sudah dirawat dirumah / home care).
  • Berobat / kontrol ke dokter secara teratur.
  • Makanan yang tinggi serat.
Tindakan dari kolostomi itu sendiri mempunya beberapa komplikasi yang bisa terjadi.Komplikasi dari kolostomi diantaranya yaitu :
  1. Obstruksi/ penyumbatan.Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.
  2. Infeksi.Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
  3. Retraksi stoma / mengkerut.Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.
  4. Prolaps pada stoma.Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.
  5. Stenosis.Penyempitan dari lumen stoma.
  6. Perdarahan stoma

Demikian tadi sahabat artikel mengenai kolostomi dan semoga hal ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan mengenai kolostomi itu sendiri.

Perawatan Kolostomi adalah sebuah tindakan keperawatan dalam hal membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan dari perawatan kolostomi ini adalah sebagai berikut :

  1. Menjaga kebersihan pasien sendiri.
  2. Mencegah terjadinya infeksi.
  3. Mencegah terjadinya iritasi kulit sekitar stoma.
  4. Mempertahankan akan kenyamanan pasien dan lingkungannya.

perawatan kolostomi,perawatan lubang kolostomi,Blog Keperawatan

Persiapan pasien sebelum dilaksanakannya perawatan kolostomi ini adalah dengan :
  • Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan dari perawatan kolostomi.
  • Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
  • Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien serta privacy dengan (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar.Bila pasien akan pulang dan diperlukan untuk belajar perawatan kolostomi maka keluarga dipersilakan untuk berada di sisi pasien untuk dapat belajar bagaimana merawat kolostomi bila di rumah.
Persiapan alat yang akan digunakan adalah :
  1. Kolostomi bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat.
  2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl.
  3. Kapas kering atau tissue.
  4. 1 pasang sarung tangan bersih.
  5. Kantong untuk balutan kotor.
  6. Baju ruangan / celemek.
  7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi.
  8. Zink salep.
  9. Perlak dan alasnya.
  10. Plester dan gunting.
  11. Bila perlu obat desinfektan.
  12. Bengkok.
  13. 1 Set alat ganti balut.
Persiapan pasien adalah dengan :
  • Memberitahu pasien.
  • Menyiapkan lingkungan pasien.
  • Mengatur posisi tidur pasien.
Pelaksanaan dan Prosedur Perawatan dengan :
  1. Cuci tangan
  2. Gunakan sarung tangan
  3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
  4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien.
  5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll).
  6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien.
  7. Meletakan kolostomi bag kotor dalam bengkok.
  8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma.
  9. Membersihkan kolostomi dan kulit disekitar kolostomi dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat) / NaCl.
  10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril.
  11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma.
  12. Menyesuaikan lubang kolostomy dengan stoma colostomi.
  13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical./.horizontal / miring sesuai kebutuhan pasien.
  14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi.
  15. Merekatkan / memasang kolostomi bag dengan tepat tanpa udara didalamnya.
  16. Merapikan klien dan lingkungannya.
  17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran.
  18. Melepas sarung tangan.
  19. Mencuci tangan.
  20. Membuat catatan perawatan.
Demikian tadi sahabat mengenai perawatan kolostomi bila dilakukan di rumah sakit dan bila pasien akan pulang dan kolostominya adalah permanen maka pasien dan keluarga dberikan pengetahuan dan pendidikan bagaimana cara perawatan kolostomi di rumah.

Standar Asuhan Keperawatan


Standar Asuhan Keperawatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif , ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup kehidupan manusia. Demikian pengertian keperawatan menurut lokakarya Nasional tahun 1983.

Sedangkan maksud dari standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989,hal 121). Sedangkan yang dimaksud dengan standar asuhan keperawatan adalah merupakan penyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai dari pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien. Standar ini akan memberikan petunjuk kinerja mana yang tidak sesuai atau tidak dapat diterima. Demikian yang dimaksud dengan pengertian standar asuhan keperawatan.

Kita yang berprofesi sebagai perawat yang terjun sebagai pelaksana di lapangan tentunya dalam bekerja yang menjadi salah satu acuan dalam penilaian kerja adalah dilihat serta diukur dari terlaksananya asuhan keperawatan. Sedangkan pendekatan dalam memberikan asuhan keperawatan ini tentunya dilaksanakan melalui proses keperawatan, berupa aktivitas perawat yang dilakukan secara sistematis melalui lima tahapan yang telah kita kenal yaitu , yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan atau implementasi, evaluasi keperawatan.

standar asuhan keperawatan, Blog Keperawatan

Tujuan standar asuhan keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan keperawatan. Melalui standar praktek dapat diketahui apakah intervensi atau pun tindakan keperawatan itu yang telah diberikan sesuai dengan yang direncanakan dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Point pentingnya penerapan dari standar praktek keperawatan adalah dalam rangka untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan. Standar asuhan keperawatan tentunya bermanfaat dan juga berguna bagi perawat itu sendiri, tempat pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dsb), bagi pasien, profesi keperawatan dan juga tenaga kesehatan yang lainnya.

Kegunaan dan manfaat standar asuhan keperawatan diantaranya yaitu :
  1. Bagi Perawat. Bagi seorang perawat standar praktek keperawatan ini akan digunakan sebagai pedoman dalam hal membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan teradap pasien dan juga perlindungan dari kelalaian dalam melakukan tindakan keperawatan dengan membimbing perawat dalam melakukan tindakan keperawatan yang tepat dan juga benar.
  2. Bagi Rumah Sakit. Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan meningkatkan efisiensi serta juga efektifitas pelayanan keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan lama rawat pasien di rumah sakit.
  3. Bagi Pasien. Dengan perawatan yang tidak memakan waktu yang lama maka biaya perawatan serta pengobatan yang ditanggung pasien dan keluarganya akan menjadi semakin ringan.
  4. Bagi Profesi. Standar ini digunakan sebagai alat perencanaan untuk mencapai target dan sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi penampilan, dimana standar ini digunakan sebagai alat pengontrolnya.
  5. Bagi Tenaga Kesehatan Lainnya. dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai profesinya dan meningkatkan pelayanan tentunya.
Di Indonesia secara legal telah ditetapkan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan diberlakukan dan juga diterapkan di seluruh Rumah Sakit di Tanah Air Indonesia ini melalui SK Direktorat Pelayanan Medik No. YM 00.03 .2.6.7637 tahun 1993 tentang berlakunya SAK di rumah sakit. Dan semoga dengan artikel tentang Standar asuhan keperawatan bisa berguna dan juda dapat memberikan manfaat.